

Apakah Sabun Mandi, Baik Untuk Miss V ?
TANYA :
Dok, saya sedari kecil dibiasakan untuk menjaga kebersihan dengan menggunakan zat yang memiliki sifat seperti sabun, baik untuk badan, pakaian (deterjen juga memiliki sifat yang sama dengan sabun, tetapi lebih keras), mencuci tangan, dan ada juga yang menyarankan kepada para wanita untuk tidak menggunakan sabun pada daerah kewanitaanya, katanya berbahaya, benarkah itu Dok ? Mohon jawabannya ya, terimakasih.
Yenni Adisti, Kendal
JAWAB :
Molekul sabun memiliki dua ujung yang berlainan sifat: satu ujung mengikat air (hidrofil) dan satu ujung mengikat lipid atau lemak (lipofil). Sifat sabun yang kedua adalah bersifat alkalis atau basa karena terdapat ion karbonat (Natrium bikar-bonat memiliki pH 8,4 dan sabun batangan memiliki pH sekitar 8 – 10). Sabun bekerja dengan menggunakan dua sifat yakni hidrofil dan lipofil. Kotoran pada umumnya melekat di tubuh karena berikatan dengan minyak yang akhirnya membentuk semacam lem di permukaan kulit. Lingku-ngan di dalam miss V ini memiliki rentang pada tingkat keasaman atau pH 3,8 – 4,2 dan terus dipertahankan pada pH demikian oleh flora normal untuk menjaga kelangsungan hidup mereka dan menghambat bakteri lain yang tidak cocok dengan lingkungan tersebut. Bahwa pH ini lebih ditentukan pada perubahan hormonal dan ditujukan untuk menjaga fungsi sel pada mukosa yakni lapisan kulit yang basah dan lembab pada daerah kewanitaan. Pada beberapa buku dinya-takan bahwa tingkat keasaman ditentukan oleh keberadaan flora normal, misalnya, pada usia menopause terjadi pengurangan jumlah glikogen dalam organ kewanitaan, hal ini mengakibatkan perubah-an flora normal dan pH lebih dari 4,5 sehingga meningkatkan peluang untuk mengalami infeksi. (DRK)***
Bagaimana Mengatasi Disfungsi Ereksi ?
TANYA :
Dok, Saya kini berusia 40 tahunan lebih. Setelah berobat didiagnosa mengalami disfungsi ereksi. Sejak saat itu sering menyebabkan masalah emosional, mengganggu hubungan suami-istri dan juga stress psikis dan rasa rendah diri. Bagaimana cara mengatasinya ya Dok, tolong bantu saya ya, terimakasih.
Reimo Buran – Karawang
JAWAB :
Pada penderita disfungsi ereksi dengan sebab yang jelas (seperti penderita diabetes, penyakit ginjal,) dan pada pria berusia 60 tahunan, tidaklah sulit mendiagnosa disfungsi ereksi, dan tidak me-merlukan pemeriksaan yang spesifik. Dokter akan melakukan pemeriksaan darah rutin, dan disertai dengan total testosteron dan prolaktin dalam darah. Namun bila pe-nyebab belum jelas dan berusia masih dibawah 60 tahun, dokter akan me-lakukan beberapa peme-riksaan yang lebih spesifik, seperti peme-riksaan hormon, LH, FSH , Rigiscan testing, sampai pada pemeriksaan yang lebih invasif pada pembuluh darah ; seperti Doppler, angiography, specific x ray (caver-nosometry dan caver-nosometrics). Bagai-mana penanganannya ? Pem-berian obat-obatan oral, seperti; Viagra (Sildenafil) penghambat fosfodie-sterase tipe 5, yohimbine, trazodone (Desyrel), dan methylated testosterone. Secara umum, Viagra adalah yang paling unggul dalam masalah disfungsi ereksi .Namun ada beberapa pantangan/ kontraindikasi pada pe- nggunaan Viagra , yaitu : – pada pengguna obat-obat golongan nitrat hipersen-sitivitas – Pen-derita penyakit jantung – Penderita Retinitis pig-mentosa Pemberian obat-obat intraurethra (Muse) Pemberian obat-obatan secara injeksi/ melalui suntikan langsung di penis . External Vacuum Compression Devices Yaitu suatu alat dengan pompa yang digunakan pada penis untuk menarik darah ke dalam rongga penis, lalu kemudian di vacuum, sehingga mene-tap di situ , sampai waktu yang dibutuhkan. Implan-table Penile Prosthetic Devices Dengan pemasa-ngan penis palsu/ sintetis. Hal ini adalah solusi terakhir untuk disfungsi ereksi, bila terapi lain diatas tidak dapat memberikan hasil optimal.
(DRK)***