
Ciamis, Patrolindo.com – Keberadaan pengrajin gula kristal Rafinasi (GKR) khususnya di kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis menjadi berkah tersendiri, baik bagi pengusaha/pengrajin maupun masyarakat sekitar. Hal tersebut terungkap berdasarkan hasil pantauan awak media Patroli Indonesia ke beberapa tempat pengolahan GKR (home industri) yang ada di wilayah kecamatan Lakbok.
Menurut pengakuan dari beberapa masyarakat sekitar saat ditemui tim liputan Patroli Indonesia mengatakan bahwa keberadaan para pengrajin GKR sangat membantu perekonomian khususnya masyarakat kecamatan Lakbok karena mampu menyerap ribuan tenaga kerja tanpa mengenal lulusan pendidikan formal, baik laki-laki maupun perempuan.
“Alhamdulillah kami bisa mendapatkan pekerjaan dan punya penghasilan tanpa harus pergi jauh ke kota besar,” ujar salah seorang pekerja berinisial NY, Senin (19/5/2025).
Lebih lanjut ia juga mengungkapkan kalau dirinya merasa terbantu dengan penghasilan yang ia dapat untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Sementara itu di tempat terpisah, tim liputan berhasil menemui salah seorang pemilik/pengrajin GKR (gula kristal rafinasi) berinisial H di kediamannya di wilayah Lakbok. Kedatangan tim untuk menanyakan terkait isyu adanya GKR selundupkan seperti diberitakan di salah satu media online. Menurut H, GKR tidak mungkin diselundupkan karena para pengrajin sudah menempuh berbagai persyaratan yang sudah diatur oleh pihak terkait.
“Untuk mendapatkan bahan saja sangat sulit karena ada prosedur yang harus ditempuh, seperti surat-surat dan perijinan harus lengkap. Begitupun saat mengeluarkan barang, harus mengajukan permohonan dulu, kemudian ditinjau ke lokasi produksi, baru kemudian dipertimbangkan untuk dibeli atau tidak. Itu butuh proses yang relatif lama,” jelasnya.
Menindaklanjuti pemberitaan yang beredar beredar secara online beberapa waktu lalu, tim melakukan penelusuran lebih lanjut dengan mencari sumber dari beberapa awak media lain yang sering meliput di daerah tersebut. Ternyata berita tersebut diduga hasil mendaur ulang dari berita yang sudah beredar beberapa tahun yang lalu tanpa memverifikasi kondisi saat ini. (Luky/Kamaazz, dr)