
Banyumas, Patrolindo.com, Kemeriahan menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 80 tahun masyarakat desa Kaliori mengadakan rangkaian kegiatan sebagai bentuk penghargaan yang amat dalam untuk para pejuang yang sudah gugur mendahului kita selama 80 tahun dari tahun 1945-2025 dengan mengedepankan nilai budaya agar tidak punah di jaman modern dan di era digital agar selalu mengingat betapa perihnya pejuang kita untuk kemerdekaan ini sampai titik darah penghabisan

Dalam kegiatan tersebut juga di hadiri para tokoh masyarakat juga anggota dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten Banyumas bapak Ofan shofian dari fraksi PDI Perjuangan yang membidangi seni dan budaya,bapak kepala desa Kaliori bapak dino Sujanto kecamatan Kalibagor beserta jajarannya juga kepala dusun 3 bapak Syarif selaku panitia dan agung sebagai penggerak kepemudaan yang bersama merangkai kegiatan untuk hari jadi kemerdekaan Republik Indonesia ke 80 dengan tema “Membangun desa dengan seni budaya ” yang bertempat di RW 4 RT 4 dan bergotong royong dengan beberapa RT juga donatur untuk mencapai sukses kegiatan tersebut pada Jumat 22/8/2025

Dalam kegiatan tersebut juga di singgung oleh bapak kepala desa semoga pemerintah bisa menjaga adat budaya jangan sampai punah dan menjadi ikatan dalam keseharian karena jaman sekarang budaya hampir kurang di kenal kalah dengan digital maka dengan adanya acara tersebut bapak kades berpesan agar bapak dewan yang hadir bisa menjadikan kegiatan paten kirab seni dan budaya sebagai ajang pentas tahunan di wilayah tersebut tuturnya ” di saat memberikan sambutan dalam acara tersebut
Harapan masyarakat yang hadir dan juga pemimpin sanggar woroto Budoyo bapak Sugino juga bapak Kris,dan pak embar selaku pembina sanggar menjelaskan bahwa kemerdekaan ini tak lepas dari bersatu-padu adat sehingga menjadi kemerdekaan yang sejati bukan cuma bahasa bibir ” Merdeka tapi sengsara” itu yang saat ini kita alami dan masyarakat nikmati pungkasnya ” saat memberikan keterangan kegiatan di sela pementasan budaya ketoprak dengan lakon “Suminten Edan” dan itu sebagai contoh sebagai edukasi bahwa masyarakat di bikin gila karena janji manis tapi pahit dalam kenyataannya,maka dari itu para pemeran seni sangat meresapi dalam perannya
Di pertengahan acara sampai puncak ada kegiatan potong tumpeng sebagai simbol kebaikan yang artinya TUMPENG (tumindak sing lempeng) berjalan lah yang lurus agar kita selalu di kenang baik dan bisa jadi tauladan yang sesuai harapan rakyat, dalam hal ini juga di sampaikan oleh panitia bapak Syarif terima kasih kepada bapak Ofan Sofiyan selaku anggota dewan yang sudah memberikan bantuannya sehingga acara berjalan lancar dan juga bos galundeng juga masyarakat yang sudah memberikan bantuan dari donasi juga pikirannya semoga setiap tahun bisa ada kegiatan tersebut sebagai bentuk melestarikan budaya seni khususnya ketoprak .
Red gandul